my Inspiration

Minggu, 10 April 2016

ORGANIK



Text Box: Paraf Asisten 



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Judul                          : Ekstrasi Piperin dari Buah Lada
Tujuan Percobaan    : Mempelajari teknik pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstraksi
Pendahuluan
Lada dengan nama latin Piper nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan, mengatasi bau badan, perasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging. Jenis lada ada dua yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam didapat dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari dan rasanya lebih pedas. Lada putih diperoleh dengan memetik biji yang sudah masak dan berwarna merah, diremas perlahan- lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari (Septiatin, 2008).
Lada mengandung minyak atsiri, pinena, kariofilena, lionena, filandrena alkaloid piperina, kavisina, piperitina, piperidina, zat pahit dan minyak lemak. Rasa pedas disebabkan oleh resin yang disebut kavisin. Kandungan piperin dapat merangsang cairan lambung dan air ludah. Selain itu lada dapat menghangatkan dan melancarkan peredaran darah (Septiatin, 2008).
Rasa pedas buah lada disebabkan adanya alkaloid piperine, chavisine dan piperettine saat minyak pati menghasilkan aroma lada. Kedua bagian tersebut membentuk oleoresin yang dapat diperoleh melalui proses ekstraksi pelarut. Kepedasan lada juga dipengaruhi oleh varieti dan persekitaran penanaman lada (Septiatin, 2008).
Piperin terdapat dalam beberapa spesies piper dan dapat dipisahkan baik dari lada hitam maupun lada putih. Perdagangan piperin juga dapat ditemukan pada cabe jawa. Kandungan piperin biasanya berkisar antara 5-92%. Struktur piperin adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Piperin (Anwar,dkk.1994).
          Piperin (1-piperilpiperidin) merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning. Piperin dapat mengalami foto- isomerisasi oleh sinar membentuk isomer isochavisin (trans- cis), isopiperin (cis- trans), chavisin (cis- cis), dan piperin (trans- trans). Piperin merupakan salah satu dari golongan alkaloid (Anwar, 1994).
Sifat alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode pemurnian dan pencirian umumnya mengandalkan sifat fisiknya, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan dengan melarutkan alkaloid sebagai garam atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium bikarbonat dan sebagainya. Basa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinambung dan pemekatan khususnya berguna untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Pelarut atau pereaksi yang telah sering dipakai seperti kloroform, aseton, amonia dan metilena klorida dalam kasus tertentu harus dihindari. Beberapa alkaloid yang dapat menguap dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan lalu alkaloid diekstraksi dengan pelarut organik sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut tertinggal dalam air (Underwood, 1981).
Karakter dasar berbagai alkaloid digunakan untuk mengisolasinya. Alkaloid diambil ke dalam larutan asam berair (umumnya asam hidroklorida, sitrat, atau tartarat) dan komponen netral atau bersifat asam dari campuran asal dipisahkan dengan ekstraksi pelarut. Setelah larutan berair dibasakan, maka alkaloid diperoleh dengan ekstraksi ke dalam pelarut yang sesuai (Sastrohamidjojo, 1996).
Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Ekstraksi menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di laboratorium. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dengan pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-bahan dari campurannya yang terjadi di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak larut dari larutan dan menghilangkan pengotor yang larut dari campuran (Khopkar, 1990).
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk memisahkan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis makro dan  mikro. Ekstraksi secara umum adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air ( Purwani, 2008).
Metode ekstraksi yang digunakan untuk mengisolasi piperin dari lada hitam tersebut adalah ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran atau pemilihan jenis pelarut ini didasarkan atas beberapa faktor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan kriteria lainnya (Bernasconi, 1995).
Prinsip Kerja
Prinsip kerja pada percobaan ini adalah pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi..
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sokhlet, labu alas bulat, kondensor, timbangan, mantel pemanas, Erlenmeyer 100 mL, ice-bath, penangas air, pipet mohr, gelas ukur, corong penyaring, dan alat penentu titik leleh.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah diklorometana, pelarut aseton:heksana (3:2), kertas saring, serbuk lada.
Prosedur Kerja
10 gram serbuk lada ditimbang lalu bungkus dengan kertas saring. Sampel dimasukkan kedalam alat soxhlet. Diklorometana dimasukkan sebanyak 20 mL kedalam labu alas bulat 50 mL dan diatur alat tersebut menjadi alat sokhlet. Heating mantle dipanaskan selama beberapa sirkulasi sampai terekstrak sempurna (sekitar 1 jam). Labu didinginkan hingga suhu kamar. Ekstrak yang diperoleh dipindah kedalam erlenmeyer 100 mL dan dievaporasi pelarut diklorometana dengan penangas air hingga diperoleh cairan kental seperti minyak kecoklatan. Didinginkan dalam ice-bath dan ditambahkan 6 mL eter dingin sambil diaduk selama 5 menit. Dievaporasi kembali pelarut yang ada menggunakan penangas air. Ekstrak didinginkan dalam ice bath dan tambahkan 6 mL eter dingin sambil diaduk. Didinginkan kembali selama 10 menit sampai terbentuk kristal jarum. Kristal disaring dan dicuci dengan 5 mL eter dingin. Isolate piperin dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dilarutkan dengan pelarut campuran aseton:heksana (3:2) panas dengan jumlah pelarut seminimum mungkin. Tabung reaksi diamkan pada suhu kamar sampai kristal piperin terbentuk kembali (sekitar 15 menit). Dilanjutkan dengan pendinginan tabung reaksi dalam ice bath selama 20 menit. Kristal yang terbentuk disarin g dan dicuci dengan 5 mL eter dingin. Kristal dikeringkan diudara, ditimbang dan ditentukan titik lelehnya.
Waktu yang Dibutuhkan
No.
Kegiatan
Jam
Waktu
1.
Persiapan praktikum
07.00 – 07.10
10 menit
2.
Preparasi sampel
07.1007.40
30 menit
3.
Memasang set alat sokhlet
07.4008.00
20 menit
4.
Ekstraksi piperin dari buah lada
08.0010.30
90 menit
5.
Evaporasi dengan diklorometana
10.30 – 10.

Total waktu
150 menit
Hasil dan perhitungan
Pengukuran
Hasil
Serbuk lada
6 gram
Siklus
8 kali
Berat kertas saring
0,5gram
Kertas saring + filtrat
0,66 gram
Berat filtrat
0,16 gram
Perhitungan
Rendemen =  x 100 %
                 =  x 100 %
                 = 2,6 %
Pembahasan
            Percobaan kali ini berjudul ekstraksi piperin dari buah lada. Metode yang digunakan pada ekstraksi ini adalah metode ekstraksi continyu untuk memperoleh senyawa piperin yang terdapat dalam buah lada. Lada yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah lada yang sudah berbentuk serbuk. Tujuan dari penggunaan lada yang berbentuk serbuk ini adalah karena pada bentuk serbuk ini zat-zat yang terkandung di dalam lada mudah melarut dalam pelarut yang digunakan. Hal ini karena semakin halus serbuk, maka kelarutan akan meningkat karena semakin banyak terjadi kontak dengan pelarut, sehingga semakin banyak zat yang dapat terbentuk dan semakin efisien proses pemisahan atau ekstraksi yang terjadi.
Jenis ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi soxhlet. Ekstraksi soxhlet merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut dan memanfaatkan pemanasan untuk destilasi pelarut. Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Metode ekstraksi soxhlet dipilih untuk percobaan ini karena sampel yang digunakan yaitu lada berupa padatan. Selain itu pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi, waktu yang digunakanpun lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Metode ekstraksi kontinu yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh hasil ekstrak yang lebih murni.
Pelarut yang digunakan pada ekstraksi ini sebaiknya memenuhi syarat pelarut yang baik seperti pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan, pelarut dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan, dan titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat yang akan dimurnikan. Diklorometana merupakan pelarut yang baik karena tidak bereaksi dan dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan. Diklorometana juga mempunyai titik didih yang lebih rendah jika dibandingkan dengan piperin yaitu sekitar 39.75° C, sehingga diklorometana dapat digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan senyawa piperin yang ada dalam buah lada.
Percobaan ini diawali dengan menyiapkan set alat ekstraksi soxhlet. Set alatnya seperti gambar dibawah ini:
images
Langkah selanjutnya yaitu menimbang serbuk lada sebanyak 6 gram. Lada yang telah ditimbang selanjutnya dilakukan tahap preparasi atau persiapan, yaitu menempatkan sampel yang berupa lada pada thimble. Thimble adalah wadah sampel berpori berupa kertas saring yang berbentuk lonjong dan diikat dengan benang gandir sedemikian rupa agar serbuk tidak pecah atau keluar dari kertas saring pada saat proses ekstraksi berlangsung. Kertas saring digunakan sebagai pembungkus karena kertas saring mempunyai dinding yang tipis dan berpori yang dapat memperudah pelarut untuk menyerap piperin yang terkandung di dalam sampel. Pelarut yang berupa diklorometana dimasukkan dalam labu alas bulat.
            Langkah selanjutnya yaitu proses ekstraksi. Proses ekstraksi berlangsung dengan menerapkan prinsip sokhletasi. Terjadinya proses sokhletasi diawali dengan pemanasan pelarut diklorometana dalam labu alas bundar sehingga menguap dan didinginkan menggunakan kondensor sehingga jatuh menjadi cairan ke lada untuk melarutkan zat aktif di dalam lada tersebut. Larutan diklorometana yang digunakan sebelumnya ditambahkan batu didih dengan tujuan untuk mempercepat proses pemansan. Apabila cairan telah mencapai permukaan sifon maka seluruh cairan pelarut diklorometana yang membawa zat aktif di dalam lada akan keluar melalui pipa kecil menuju labu alas bundar, sehinggga terjadilah satu kali sirkulasi. Proses ini terjadi secara kontinyu. Proses ekstraksi terjadi selama 8 siklus selama 68 menit, sedangkan sirkulasi yang baik seharusnya dilakukan selama 60-120 menit dengan kecepatan 6-8 siklus per 60 menit. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan waktu dan larutan yang dihasilkan mulai berubah menjadi tidak berwarna.
Ekstrak tersebut kemudian dipanaskan dalam penangas air yang bertujuan untuk mengevaporasi diklorometan sehingga dihasilkan cairan kental dan warna berubah dari cokelat bening menjadi cokelat pekat. Langkah selanjutnya yaitu larutan tersebut kemudian dinginkan dalam ice-bath dan ditambahkan aseton:heksana (3:7) sambil diaduk. Evaporasi kembali pelarut kemudian didinginkan ekstrak dalam ice bath dan aseton:heksana (3:7) dingin sambil diaduk, lalu didinginkan selama 10 menit sampai terbentuk kristal jarum. Namun setelah beberapa menit tidak terjadi pembentukan kristal. Sehingga dilakukan lagi evaporasi dan penambahan aseton heksana. Tetapi kristal tetap tidak terbentuk sehingga praktikum dihentikan.
Kegagalan dari praktikum ini mungkin diakibatkan karena kurang lamanya proses ekstraksi sehingga ekstrak piperinnya belum sepenuhnya didapat. Hal lain juga mungkin disebabkan karena massa lada yang digunakan terlalu sedikit. Meskipun tidak dihasilkan kristal larutan tersebut tetap disaring dengan kertas saring dan dikeringkan. Setelah dilakukan penimbangan ternyata berat kertas saring bertambah. Namun penambahan berat kertas saring ini diduga bukan karena adanya kristal piperin melainkan zat pengotor. Berdasarkan literatur titik leleh piperin yaitu sekitar 127-129,5 oC.
Kesimpulan
            Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa isolasi senyawa piperin yang berada dalam lada putih dapat dilakukan dengan metode ekstraksi soxhlet dengan menggunakan pelarut diklorometan karena memilki sifat kepolaran yang sama, yaitu bersifat polar.
Referensi
Anwar, C. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Bernasconi. 1995. Teknik Kimia II. Jakarta: Pradya Paramitha.
Khokar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas  Indonesia.
Purwani. 2008. Ekstraksi Neodenium mamakai Asam 01-2 etil heksil fosfat. Yogyakarta: UGM Press.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1996. Sumber Bahan Alam. Yogyakarta: UGM Press.
Septiatin, Eatin. 2008. Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan Tanaman Liar. Bandung : CV.Yrama Widya.
Underwood, A.L, Day, R.A. 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Saran
            Peralatan dilaboratorium hendaknya ditambah atau diperlengkap agar praktikum dapat berjalan lebih lancar dan tidak saling meminjam.
Nama Praktikan
Fajrin Nurul Hikmah (121810301022)