ANALISIS
UNSUR INTRISIK CERPEN
“Menunggu
Saat Bintang Jatuh”
Karya
: EMI TEJA K.D.
Oleh:
FAJRIN
NURUL HIKMAH
XII
A.2
SMAN
I SRONO
2011-2012
ANALISIS
UNSUR INTRINSIK CERPEN
“Menunggu
Saat Bintang Jatuh”
Karya
: EMI TEJA K.D.
Sebagai
persyaratan pembelajaran bahasa Indonesia semester ganjil
Oleh
FAJRIN
NURUL HIKMAH
XII
A.2
SMAN
1 SRONO
2011-2012
DAFTAR ISI
1. Judul…………………………………………………………………..
1
2. Halaman
judul………………………………………………………… 2
3. Daftar
isi……………………………………………………………… 3
4. Bab
I………………………………………………………………….. 4
5. Bab
II…………………………………………………………………. 6
6. Bab
III………………………………………………………………… 15
7. Daftar
Pustaka………………………………………………………… 16
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Secara umum makalah ini di buat sebagai pembelajaran
bahasa Indonesia semester ganjil khususnya materi unsur intrinsik karya satra. Namun
makalah ini dibuat untuk menilai sebaimana kemapuan siswa dalam menganalisis
unsur karya satra baik unsur intrinsik maupun unsurk ekstrinsik.
Akan tetapi makalah ini hanya akan membahas unsur
intrinsik karya sastra yaitu cerpen.
Oleh sebab itu pembaca diharapkan akan lebih
memahami bagaimana menganalisis sebuah karya sastra.
Banyuwangi, Oktober 2011
penulis
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah
alur dalam cerpen tersebut?
2. Bagaimanakah
setting pada cerpen tersebut?
3. Bagaimanakah
tokoh dalam cerpen tersebut?
4. Bagaimankah
sudut pandang pengarang pada cerpen tersebut?
5. Bagaimanakah
gaya pada penceritaan cerpen tersebut?
6. Apa
tema dan amanat dalam cerpen tersebut?
TUJUAN
Mengetahui
unsur unsur intrinsik dalam cerpen “MENUNGGU SAAT BINTANG JATUH”.
BAB II
ANALISIS
2.1.
PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK
Alur
adalah urutan peristiwa yang membangun keutuhan sebuah cerita
Setting
adalah meliputi tempat, waktu, dan suasana dalam cerita
Tokoh
adalah pelukisan sifat para pelaku dalam cerita
Sudut
pandang cara pengarang mengisahkan ceritanya
Gaya
adalah bagaimana dikontruksikan dan dimanfaatkan untuk mengekspresikan cerita
Tema
adalah ide dasar yang menjiwai sebuah cerita
Amanat
adalah nasehat atau petuah yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca.
2.2.
ANALISIS CERPEN
2.2.1 ALUR
Urutan peristiwa yang membangun keutuhan
sebuah cerita. Alur yang digunakan dalam cerpen ini ialah alur maju yag terdiri
atas eksposisi, komplikasi, klimaks, peleraian, penyelesaian.
2.2.1.1 EKSPOSISI
Pada tahap ini pengarang mulai
menceritkan para pelaku sekaligus hal-hal yang dialami pelaku.
Sekar adalah seorang gadis desa yang
terlahir sebagai anak buruh tani. Kedua orang tua sekar tidak lulus SD, begitu
juga dengan para kakaknya yang akirnya menikah diusia belia dan menjadi ibu
rumah tangga. Menurutnya itu status yang rendah. Pada suatu ketika sekar
memenangkan lomba cerdas cermat se-kecamatan dan hal itu membuat pak ahmad yang
juga kepala desa di desanya mengangkat sekar sebagai anak asuh, sejak saat itu
kehidupan sekar berubah, apapun yang dia mau pasti ada, sekar juga cantik, dia
berpacaran dengan awan tapi tidak direstui oleah bapak angkatnya.
Kutipan
“aku
terlahir sebagai bocah desa biasa…”
“,,,beliau
mengangkatku menjadi anaknya…”
“…jodohku,laki-laki
tersebut bernama awan…”
Pak ahmad atau pak lurah adalah orang
yang baik, dia yang mengasuh sekar dan membiayai pendidikan sekar. Dia juga
menuruti semua yang diminta sekar.
kutipan
“..beliau
mananggung semua biaya pendidikan…”
Ibu adalh orang tua kandung sekar, ibu
sekar tidak lulus SD, sehingga sekar tidak ingin seperti ibunya.
Kutipan
“..kedua orang tuaku tidak lulus SD…”
Mbok jah adalah pembantu dirumah pak
ahmad. Dia yang memberi tahu sekar bahwa sekar dipanggil pak ahmad yang sedang sakit.
Kutipan
“maaf
nduk, tapi bapak sedang sakit, beliau ingin bertemu nduk sekar.”
Awan adalah kekasih sekar. Namun
hubungannya denagan sekar ditolak mentah-mentah oleh bapak angkat sekar.
Kutipan
“…memiliki
belahan hati..laki-laki itu adalh awan…”
“…kedatangan
awan hari ini tak kunanya tak mendapatkan sambutan yang baik dri bapak…”
2.2.1.2
KOMPLIKASI
Pada tahap ini sekar mulai mendapatkan
masalah . masalah yang pertama yaitu saat hubungangannya dengan awan tidak
disetujui oleh bapak angkatnya. Masalah muncul lagi ketika sekar bermaksud
mendapatkan pembelaan dari orang tua kandungnya namun apa yang diharapkan tidak
didapat.karena hal itu sekar ingin kembali hidup seperti dulu.
kutipan
“…beliau
menolak menta-mentah niat awan…”
“…aku
pulang kerumah orang tua kandungku..namun tidak memperoleh pembelaan disana…”
“…aku
ingin menjadi sekar…”
2.2.1.3 KLIMAKS
Pada tahap ini pelaku mencapai
puncak kebuntuan masalahnya. Dia pergi dari rumah pak lurah dan tidur disalah
satu sudut balai desa. Dia menganggap bahwa ibunya sudah tidak menyayanginya
lagi. Dia juga menyebut pak lurah yang dulunya malaikat baginya sebagai monster
yang tidak memberinya kebebasan dan tidak mungkin mencarinya bila dia tidak
pulang kerumah.
Kutipan
“…apa
benar tak ada lagi cintamu untukku?...”
“…hari
ini malaikat itu berubah menjadi monster…”
“…aku
sedang meringkuk disudut balai desa…”
“…aku
tak tau apakah saat ini bapak sedang mencariku…”
2.2.1.4 PELERAIAN
Pada tahap ini sekar mulai sadar bahwa orang
yang dikiranya adalah seorang monster ternyata adalah seorang yang begitu yang
menyayanginya. Tokoh sekar juga mulai pasrah terhadap apa yang terjadi, dia
juga mengikuti ajakan bapaknya untuk pulang.
Kutipan
“…tiba-tiba
aku merasa sangat berdosa padanya…”
“…aku
pasrah saja saat bapak angkatku itu menuntunku pulang…”
2.2.1.5 PENYELESAIAN
Pada akhir cerita bapak
angkat sekar meninggal dunia. Dia meminta sekar untuk berjanji agar tidak
pernah menikah dengan awan, sekar pun berjanji pada bapak angkatnya yang sudah
pucat dan lemah, pada akhirnya pun sekar tidak berhubungan dengan awan.
Kutipan
“…berjanjilah
pada bapakmu ini…”
“…aku
berjanji bapak, aku berjanji…”
2.2.2 SETTING
Meliputi tempat, waktu,
suasana dalam cerita.
2.2.2.1 Tempat
Tokoh sekar berada di
rumah orang tua kandungnya ketika dia berharap mendapat pembelaan dari orang
tua kandungnya.
Kutipan
“…di rumah tua yang
melahirkanku...”
Tokoh sekar berada di sudut balai desa
saat dia marah.
Kutipan
“…aku
meringkuk di sudut balai desa…”
Tokoh
aku sedang berada di balkon kamarnya untuk melihat langit berharap adanya
bintang yang jatuh.
Kutipan
“…berdiam
diri di balkon kamarku…”
Tokah
aku berda di pemakaman saat bapak angkatnya dimakamkan.
Kutipan
“…aku
terpaku menatap gundukan tanah yang masih basah…”
2.2.2.2
Waktu
Malam
hari saat sekar tidur di balai desa.
Kutipan
“…angin
malam mulai membuatku menggigil…”
Pagi
hari saat sekar terbangun.
Kutipan
“…mentari
menerpa wajahku…”
2.2.2.3
suasana
Tegang
Kutipan
“…aku
tak pernah melihat bapak semarah itu…”
Sepi
Kutipan
“…tanpa
alas dan tanpa teman…”
Haru
Kutipan
“…tiba
– tiba aku mersa sangat berdosa padanya…”
Sedih
Kutipan
“…aku
terpaku melihat gundukan tanah yang masih basah…”
2.2.3
TOKOH
Pelukisan
sifat tokoh yang terlibat dalam cerpen tersebut.
2.2.3.1
tokoh utama
SEKAR
Pintar
Kutipan
“…aku
juara 1 lomba cerdas cermat se kecamatan…”
PATUH
Kutipan
“…aku
memilih patuh kepada bapak…”
2.2.3.2
TOKOH SAMPINGAN
BAPAK
atau PAK AHMAD
Tegas
Kutipan
“…bapak menolak mentah-mentah niat
awan…”
IBU
SUKA MENASEHATI
Kutipan
“…jangan jadi anak durhaka sekar,minta
ma’aflah padanya…”
2.2.4 SUDUT PANDANG
Sudut pandang pengarang adalah sebagai
pelaku utuma serba tahu. Hal ini dapat diidentifikasi karena pengarang
menggunakan kata “aku”.
Kutipan
“…aku terlahir sebagai bocah desa
biasa…”
2.2.5 GAYA
Bahasa yang digunakan adalah bahasa
sehari-hri,kosa katanya juga mudah dimengerti. Meskipun dalam beberap
penjalasan digunakan bahasa yang agak berlebihan.
2.2.6 TEMA DAN AMANAT
Tema pada cerita ini adalah kepatuhan
seorang anak terhadap orang tua.
Amanat pada cerpen ini adalah sebagai
seorang anak yang berbakti pada orang tua hendaknya patuh terhadap semua yang dikatakan
orang tua,meskipun kadang kala hal itu tidak sesuai dengan pemikiran kita.
BAB III
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan makalah cerpen “menunggu saat
bintang jatuh” menggunakan alur maju. Tokoh utama dalam cerpan ini adalah sekar
yang juga bertindak sebagai pengarang, cerpen ini berkisah tentang kepatuhan
anak terhadap orang tua.
3.2
SARAN
Dalam pembahasan cerpen ini mungkin ada
kekurangan atau kekhilafan dari penulis. Maka dari penulis mengharapkan saran
dari pembaca agar karya tulis ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Suyono.2007.
Cerdas berpikir bahasa dan sastra
Indonesia. Jakarta: ganeca.
2. http://sriti.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar