my Inspiration

Kamis, 19 Februari 2015

unsur intrinsik cerpen



                             



ANALISIS UNSUR INTRISIK CERPEN
“Menunggu Saat Bintang Jatuh”
Karya : EMI TEJA K.D.







Oleh:
FAJRIN NURUL HIKMAH
XII A.2
SMAN I SRONO
2011-2012




ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN

“Menunggu Saat Bintang Jatuh”
Karya : EMI TEJA K.D.

Sebagai persyaratan pembelajaran bahasa Indonesia semester ganjil



Oleh
FAJRIN NURUL HIKMAH
XII A.2
SMAN 1 SRONO

2011-2012
DAFTAR ISI
1.      Judul………………………………………………………………….. 1
2.      Halaman judul………………………………………………………… 2
3.      Daftar isi……………………………………………………………… 3
4.      Bab I………………………………………………………………….. 4
5.      Bab II…………………………………………………………………. 6
6.      Bab III………………………………………………………………… 15
7.      Daftar Pustaka………………………………………………………… 16













BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Secara umum makalah ini di buat sebagai pembelajaran bahasa Indonesia semester ganjil khususnya materi unsur intrinsik karya satra. Namun makalah ini dibuat untuk menilai sebaimana kemapuan siswa dalam menganalisis unsur karya satra baik unsur intrinsik maupun unsurk ekstrinsik.
Akan tetapi makalah ini hanya akan membahas unsur intrinsik karya sastra yaitu cerpen.
Oleh sebab itu pembaca diharapkan akan lebih memahami bagaimana menganalisis sebuah karya sastra.



Banyuwangi, Oktober 2011

penulis



RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah alur dalam cerpen tersebut?
2.      Bagaimanakah setting pada cerpen tersebut?
3.      Bagaimanakah tokoh dalam cerpen tersebut?
4.      Bagaimankah sudut pandang pengarang pada cerpen tersebut?
5.      Bagaimanakah gaya pada penceritaan cerpen tersebut?
6.      Apa tema dan amanat dalam cerpen tersebut?

TUJUAN
Mengetahui unsur unsur intrinsik dalam cerpen “MENUNGGU SAAT BINTANG JATUH”.






BAB II
ANALISIS
2.1. PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK
Alur adalah urutan peristiwa yang membangun keutuhan sebuah cerita
Setting adalah meliputi tempat, waktu, dan suasana dalam cerita
Tokoh adalah pelukisan sifat para pelaku dalam cerita
Sudut pandang cara pengarang mengisahkan ceritanya
Gaya adalah bagaimana dikontruksikan dan dimanfaatkan untuk mengekspresikan cerita
Tema adalah ide dasar yang menjiwai sebuah cerita
Amanat adalah nasehat atau petuah yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca.

2.2. ANALISIS CERPEN
2.2.1 ALUR
Urutan peristiwa yang membangun keutuhan sebuah cerita. Alur yang digunakan dalam cerpen ini ialah alur maju yag terdiri atas eksposisi, komplikasi, klimaks, peleraian, penyelesaian.
2.2.1.1 EKSPOSISI
Pada tahap ini pengarang mulai menceritkan para pelaku sekaligus hal-hal yang dialami pelaku.
Sekar adalah seorang gadis desa yang terlahir sebagai anak buruh tani. Kedua orang tua sekar tidak lulus SD, begitu juga dengan para kakaknya yang akirnya menikah diusia belia dan menjadi ibu rumah tangga. Menurutnya itu status yang rendah. Pada suatu ketika sekar memenangkan lomba cerdas cermat se-kecamatan dan hal itu membuat pak ahmad yang juga kepala desa di desanya mengangkat sekar sebagai anak asuh, sejak saat itu kehidupan sekar berubah, apapun yang dia mau pasti ada, sekar juga cantik, dia berpacaran dengan awan tapi tidak direstui oleah bapak angkatnya.
Kutipan
“aku terlahir sebagai bocah desa biasa…”
“,,,beliau mengangkatku menjadi anaknya…”
“…jodohku,laki-laki tersebut bernama awan…”


Pak ahmad atau pak lurah adalah orang yang baik, dia yang mengasuh sekar dan membiayai pendidikan sekar. Dia juga menuruti semua yang diminta sekar.
kutipan
“..beliau mananggung semua biaya pendidikan…”

Ibu adalh orang tua kandung sekar, ibu sekar tidak lulus SD, sehingga sekar tidak ingin seperti ibunya.
Kutipan
“..kedua orang tuaku tidak lulus SD…”

Mbok jah adalah pembantu dirumah pak ahmad. Dia yang memberi tahu sekar bahwa sekar dipanggil pak ahmad yang sedang sakit.
Kutipan
“maaf nduk, tapi bapak sedang sakit, beliau ingin bertemu nduk sekar.”

Awan adalah kekasih sekar. Namun hubungannya denagan sekar ditolak mentah-mentah oleh bapak angkat sekar.
Kutipan
“…memiliki belahan hati..laki-laki itu adalh awan…”
“…kedatangan awan hari ini tak kunanya tak mendapatkan sambutan yang baik dri bapak…”



2.2.1.2 KOMPLIKASI
Pada tahap ini sekar mulai mendapatkan masalah . masalah yang pertama yaitu saat hubungangannya dengan awan tidak disetujui oleh bapak angkatnya. Masalah muncul lagi ketika sekar bermaksud mendapatkan pembelaan dari orang tua kandungnya namun apa yang diharapkan tidak didapat.karena hal itu sekar ingin kembali hidup seperti dulu.
kutipan
“…beliau menolak menta-mentah niat awan…”
“…aku pulang kerumah orang tua kandungku..namun tidak memperoleh pembelaan disana…”
“…aku ingin menjadi sekar…”


2.2.1.3 KLIMAKS
Pada tahap ini pelaku mencapai puncak kebuntuan masalahnya. Dia pergi dari rumah pak lurah dan tidur disalah satu sudut balai desa. Dia menganggap bahwa ibunya sudah tidak menyayanginya lagi. Dia juga menyebut pak lurah yang dulunya malaikat baginya sebagai monster yang tidak memberinya kebebasan dan tidak mungkin mencarinya bila dia tidak pulang kerumah.
Kutipan
“…apa benar tak ada lagi cintamu untukku?...”
“…hari ini malaikat itu berubah menjadi monster…”
“…aku sedang meringkuk disudut balai desa…”
“…aku tak tau apakah saat ini bapak sedang mencariku…”

2.2.1.4 PELERAIAN
Pada tahap ini sekar mulai sadar bahwa orang yang dikiranya adalah seorang monster ternyata adalah seorang yang begitu yang menyayanginya. Tokoh sekar juga mulai pasrah terhadap apa yang terjadi, dia juga mengikuti ajakan bapaknya untuk pulang.
Kutipan
“…tiba-tiba aku merasa sangat berdosa padanya…”
“…aku pasrah saja saat bapak angkatku itu menuntunku pulang…”

2.2.1.5 PENYELESAIAN
Pada akhir cerita bapak angkat sekar meninggal dunia. Dia meminta sekar untuk berjanji agar tidak pernah menikah dengan awan, sekar pun berjanji pada bapak angkatnya yang sudah pucat dan lemah, pada akhirnya pun sekar tidak berhubungan dengan awan.
Kutipan
“…berjanjilah pada bapakmu ini…”
“…aku berjanji bapak, aku berjanji…”

2.2.2 SETTING
Meliputi tempat, waktu, suasana dalam cerita.
2.2.2.1 Tempat
Tokoh sekar berada di rumah orang tua kandungnya ketika dia berharap mendapat pembelaan dari orang tua kandungnya.
Kutipan
“…di rumah tua yang melahirkanku...”
Tokoh sekar berada di sudut balai desa saat dia marah.
Kutipan
“…aku meringkuk di sudut balai desa…”
Tokoh aku sedang berada di balkon kamarnya untuk melihat langit berharap adanya bintang yang jatuh.
Kutipan
“…berdiam diri di balkon kamarku…”
Tokah aku berda di pemakaman saat bapak angkatnya dimakamkan.
Kutipan
“…aku terpaku menatap gundukan tanah yang masih basah…”
2.2.2.2 Waktu
Malam hari saat sekar tidur di balai desa.
Kutipan
“…angin malam mulai membuatku menggigil…”
Pagi hari saat sekar terbangun.
Kutipan
“…mentari menerpa wajahku…”
2.2.2.3 suasana
Tegang
Kutipan
“…aku tak pernah melihat bapak semarah itu…”
Sepi
Kutipan
“…tanpa alas dan tanpa teman…”
Haru
Kutipan
“…tiba – tiba aku mersa sangat berdosa padanya…”
Sedih
Kutipan
“…aku terpaku melihat gundukan tanah yang masih basah…”

2.2.3 TOKOH
Pelukisan sifat tokoh yang terlibat dalam cerpen tersebut.
2.2.3.1 tokoh utama
SEKAR
Pintar
Kutipan
“…aku juara 1 lomba cerdas cermat se kecamatan…”
PATUH
Kutipan
“…aku memilih patuh kepada bapak…”
2.2.3.2 TOKOH SAMPINGAN
BAPAK atau PAK AHMAD
Tegas
Kutipan
“…bapak menolak mentah-mentah niat awan…”
IBU
SUKA MENASEHATI
Kutipan
“…jangan jadi anak durhaka sekar,minta ma’aflah padanya…”
2.2.4 SUDUT PANDANG
Sudut pandang pengarang adalah sebagai pelaku utuma serba tahu. Hal ini dapat diidentifikasi karena pengarang menggunakan kata “aku”.
Kutipan
“…aku terlahir sebagai bocah desa biasa…”
2.2.5 GAYA
Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hri,kosa katanya juga mudah dimengerti. Meskipun dalam beberap penjalasan digunakan bahasa yang agak berlebihan.
2.2.6 TEMA DAN AMANAT
Tema pada cerita ini adalah kepatuhan seorang anak terhadap orang tua.
Amanat pada cerpen ini adalah sebagai seorang anak yang berbakti pada orang tua hendaknya patuh terhadap semua yang dikatakan orang tua,meskipun kadang kala hal itu tidak sesuai dengan pemikiran kita.



BAB III
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan makalah cerpen “menunggu saat bintang jatuh” menggunakan alur maju. Tokoh utama dalam cerpan ini adalah sekar yang juga bertindak sebagai pengarang, cerpen ini berkisah tentang kepatuhan anak terhadap orang tua.

3.2  SARAN
Dalam pembahasan cerpen ini mungkin ada kekurangan atau kekhilafan dari penulis. Maka dari penulis mengharapkan saran dari pembaca agar karya tulis ini menjadi lebih baik lagi.








DAFTAR PUSTAKA
1.      Suyono.2007. Cerdas berpikir bahasa dan sastra Indonesia. Jakarta: ganeca.
2.      http://sriti.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar